Kali ini saya akan membicarakan sejenis doa yang di dalam istilah para ulama disebut dengan Hiriz. Doa-doa lain dalam jenis itu disebut adalah Hizb, ‘ûdzah, dan Doa Kemenangan. Semua doa itu merupakan doa permohonan perlindungan seorang manusia yang lemah kepada Allah yang Mahaperkasa dalam menghadapi berbagai ancaman, bencana, atau hal-hal yang buruk yang dikuatirkan menimpanya.
Hiriz merupakan doa preventif. Artinya, sebelum terjadi sesuatu yang menakutkan dan mengancam kita, kita membentengi diri kita dengan Hiriz. Jika sesuatu itu sudah terjadi, dan kita ingin dilepaskan oleh Tuhan dari hal itu, maka kita memohon dengan Doa Kemenangan. Jika kita sedang berhadapan dengan lawan atau dikelilingi oleh musuh, dan kita ingin melindungi diri kita dari serangan mereka, kita memohon dengan Hizb.
Adapun yang akan kita bahas berikut ini adalah Hiriz. Hiriz adalah doa untuk melindungi diri kita atau orang lain dari ancaman bahaya yang akan dihadapi.
Semua doa tersebut di atas (Hiriz, Hizb, ‘ûdzah, dan Doa Kemenangan) adalah bagian dari doa perlindungan secara umum yang kita sebut dengan Istiadzah. Istiadzah berasal dari kata ‘âdza yang selain berarti berlindung juga berarti ‘menempel’. Potongan daging yang menempel kepada tulang dalam bahasa Arab disebut ‘ûdzah. Oleh karena itu, perlindungan berarti menempelkan diri kita kepada sesuatu atau seseorang yang lebih perkasa dan kuat seperti menempelnya daging kepada tulang. Secara istilah, ‘ûdzah berarti doa-doa yang bisa kita bacakan atau tuliskan untuk melindungi seseorang atau sesuatu.
Ketika Sayyidah Aminah as sedang mengandung Rasulullah saw, ia bermimpi didatangi seseorang yang menyuruhnya untuk menggantungkan Hiriz atau doa perlindungan pada leher Rasulullah saw ketika ia lahir. Kemudian, Aminah as terbangun dan melihat satu serpihan besi kecil yang di dalamnya ada tulisan doa.
Zaman dahulu, sebagian orang Indonesia meniru hal itu dengan menggantungkan kalimat-kalimat suci di leher anaknya untuk melindungi anak itu. Hal itu bukan musyrik dan ada contohnya dari Rasulullah saw. Rasulullah saw yang sangat dicintai oleh Allah swt saja masih harus diberikan ‘ûdzah, apalagi manusia biasa seperti kita.
Hiriz Nabi yang digantungkan Aminah as itu antara lain berbunyi, “Aku mohonkan perlindungan kepada Allah untuk Muhammad bin Aminah dari setiap orang yang dengki, baik dia sedang menjalankan kedengkiannya maupun dia sedang duduk, atau orang yang berusaha menimbulkan kerusakan, dari kalangan tukang-tukang sihir, dan dari setiap makhluk yang berbuat maksiat (yang memberontak kepada Tuhan), yang selalu siap menghadang di jalan-jalan yang dilewati.”
Kita memohon perlindungan dari gangguan setan, baik dalam bentuk jin maupun manusia. Namun dalam doa perlindungan untuk Rasulullah saw, pertama kali dimohonkan perlindungan dari manusia-manusia yang dengki.
Kita dianjurkan untuk memohon perlindungan dari para pendengki. Biasanya makin tinggi kedudukan seseorang, makin banyak para pendengkinya. Apalagi seseorang dengan kedudukan seperti Rasulullah saw, kedudukan Sayyidul Anâm, junjungan seluruh amal semesta.
Tentu saja, orang yang mendengki Rasulullah saw juga luar biasa.
Disadur oleh Tulisan Kang Jalal
By Tahir.....